Di zaman modern ini, semua serba menggunakan teknologi. Bahkan semenjak adanya pandemi terjadi peningkatan penggunaan teknologi, mulai dari perkantoran sampai sekolah melakukan kegiatan berbasis teknologi. Yaitu work from home serta proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring. Alih-alih belajar terkadang hal ini membuat anak-anak justru kecanduan bermain gadget. Apalagi pandemi mengharuskan kita di rumah saja dan tanpa disadari orang tua menjadi turut andil dalam masalah ini. Terkadang karena tidak mau anak rewel, akhirnya diberikan gadget sebagai solusi supaya anak diam.
Lalu bagaimana jika anak sudah kecanduan gadget? Interaksi mereka dengan orang-orang jelas berkurang termasuk dengan keluarga karena mereka hanya fokus pada dunia yang dilihat dalam gadget miliknya. Hal ini juga dapat membawa dampak buruk untuk kehidupan sosialnya. Lalu bagaimana cara agar anak tidak kecanduan dari gadget dan apa saja dampak gangguan gadget bagi anak.
Dampak Gangguan Gadget Bagi Anak
- Mengganggu pertumbuhan otak anak
Membiarkan anak terus-terusan bermain gadget dapat menganggu pertumbuhan otak anak. Karena tidak diasah secara berkelanjutan. Interaksi sosial yang berkurang menjadi salah satu penyebab lambatnya tumbuh kembang anak. Kemampuan mereka untuk jadi mandiri juga menurun.
- Kurang istirahat
Karena terlalu fokus dan asik dengan tontonan yang mereka lihat. Anak jadi tidak merasa mengantuk dan melupakan waktu tidur mereka. Kurang tidur dapat berdampak buruk bagi perkembangan otak. Nantinya mereka akan jadi sulit berkonsentrasi dengan pelajaran di sekolah dan malas. Hal ini sangat disayangkan, padahal tidur yang cukup dapat memperbaiki kinerja otak.
Baca juga : Etika Menjenguk Bayi Baru Lahir
- Radiasi pada mata
Menatap layar gadget terlalu lama dapat menyebabkan gangguan pada mata. Mata akan menjadi pegal dan kering. Bahkan pada anak-anak tingkat sensivitas terhadap radiasi lebih besar dibanding dengan orang dewasa, bisa jadi risikonya lebih besar karena otak anak dan sistem imun mereka masih berkembang.
Melansir dari Asian Parent Indonesia, merangkum waktu screen time berdasarkan usia menurut anjuran WHO yang mungkin bisa menjadi acuan orang tua untuk membatasi anak bermain gadget.
- Bayi kurang dari 1 tahun
Tidak disarankan melakukan screen time, bayi sebaiknya tetap aktif bermain secara fisik, dan screen time yang diperbolehkan hanya sekedar melakukan video call dengan keluarga yang lokasinya jarak jauh
- Anak usia 2 tahun
Waktu untuk screen time maksimal 1 jam. Para orang tua disarankan untuk memberikan edukasi melalui dongeng dan mengajak membaca.
- Anak usia 3-4 tahun
Sama seperti usia 2 tahun, anak tidak disarankan melakukan screen time selama lebih dari 1 jam. Waktu tidur yang dibutuhkan baginya adalah 10-13 jam termasuk tidur siang.
Peran orang tua di sini sangat penting dalam mengatasi masalah kecanduan gadget pada anak. Sering-seringlah mengajak anak untuk berinteraksi. Alihkan dengan kegiatan yang berhubungan dengan fisik, seperti bersepeda. Kenalkan mereka pada teman-teman di lingkungan dekat rumah. Ajarkan mereka bersosialisasi sehingga mereka akan lupa dengan kebiasaan bermain gadget. Mari bijak berteknologi agar tidak menganggu perkembangan kognitif anak.
Baca juga : Hai Orang Tua, Katakan 5 Kalimat Ini Pada Anak-anakmu
Recent Comments